Headless Commerce Platform: Pengertian, Kelebihan, dan Fungsinya
Mempelajari apa itu Headless Commerce mungkin bagi sebagian orang agak rumit. Apalagi, jika Anda termasuk orang awam dengan dunia IT.
Meski begitu, di artikel berikut, kami akan mencoba membahas tentang pengertian, kelebihan, dan fungsi Headless Commerce dengan bahasa yang sederhana agar Anda lebih mudah memahaminya.
Yuk, lanjutkan terus membaca sampai akhir, ya!
Pengertian Headless Commerce Adalah
Headless Commerce adalah pemisahan front-end dan back-end dalam platform atau aplikasi e-Commerce.
Kenapa sih, antara front-end dan back-end harus dipisah? Mungkin pertanyaan ini sempat muncul di benak Anda, ya. Jawabannya sederhana, karena website e-Commerce membutuhkan kinerja yang kontinyu dan tangguh.
Pemisahan ini bertujuan untuk menghindari adanya gangguan kinerja website, bahkan website harus dihentikan karena ada maintenance gangguan.
Platform Headless Commerce hanya menyimpan dan mengirimkan konten melalui back-end. Hal ini terpisah dari template atau theme yang disebut sebagai “head/kepala”.
Sebagai contoh, jika ada perbaikan pada front-end, pada website e-Commerce tradisional, maka harus menutup akses website. Pasalnya, jika front-end diperbaiki, hal ini akan mempengaruhi alur sistem back-end.
Berbeda dengan sistem kerja Headless Commerce, di mana antara front-end dan back-end dibuat terpisah. Jika salah satu mengalami gangguan, tidak akan mempengaruhi karena alur sistemnya terpisah.
Itulah sebabnya, Headless Commerce banyak dipilih developer website atau pemilik e-Commerce karena lebih fleksibel untuk membuat apapun yang dibutuhkan dalam meningkatkan alur kerja platform dan pengalaman belanja pelanggan.
Kelebihan Headless Commerce Secara Umum
Di bawah ini adalah beberapa keunggulan Headless Commerce dengan bahasa yang mudah dipahami.
· Headless Commerce memisahkan antara tampilan depan (front-end) dengan pengembangan platform e-Commerce (back-end). Jadi, ketika ada pengembangan atau perbaikan platform pada back-end, tidak akan mempengaruhi tampilan aplikasi e-Commerce dan tetap bisa beroperasional seperti biasa.
· Headless Commerce mengurangi ketergantungan pada tim IT. Meskipun, tanpa keahlian teknis pemrograman atau koding, mengubah dan memperbaiki front-end lebih mudah karena tanpa memerlukan pembaruan back-end.
Fungsi Headless Commerce
Jelas terbukti bahwa konsumen saat ini mendambakan pengalaman belanja yang menyenangkan seperti Amazon.
Jangan khawatir! Sebagai pebisnis digital, Anda juga bisa menghadirkannya dengan manfaat dan fungsi Headless Commerce, berikut:
· Headless Commerce memberi merek kemampuan untuk mengirimkan produk dan konten di berbagai saluran, dengan lancar.
· Dengan Headless Commerce, front-end website dapat disesuaikan untuk mengimbangi harapan pelanggan.
· Headless Commerce dapat membantu merek memotong birokrasi platform e-Commerce yang kurang gesit, dan mencapai pasar lebih cepat.
· Headless Commerce membuat pengujian lebih mudah dan lebih gesit, memungkinkan merek meningkatkan CX (Customer Experience) dengan lebih cepat. Menjalankan tes pengoptimalan berkelanjutan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pelanggan, yang berarti Anda dapat selangkah lebih maju dari pesaing.
· Dengan Headless Commerce, informasi data seperti pembelian konsumen sebelumnya tersedia di back-end, membuat personalisasi di seluruh saluran sosial dan aplikasi seluler menjadi lebih mudah.
Penerapan dan Contoh Headless Commerce di Perusahaan Ternama
Dibandingkan beberapa dekade silam, penggunaan internet sudah sangat berkembang pesat.
Munculnya jutaan aplikasi dan website yang dilengkapi aneka metode pembayaran, mengindikasikan bahwa skala pembelian masyarakat melalui aplikasi seluler sudah sangat meningkat.
Masyarakat modern menginginkan sesuatu yang serba cepat, praktis, dan mudah. Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan Headless Commerce di berbagai perusahaan ternama dunia:
· Nike: Nike menginginkan strategi yang mengutamakan seluler agar selaras dengan tujuan perusahaan, yaitu lebih banyak penjualan seluler. Belakangan, Headless Commerce menghasilkan keuntungan besar, karena mereka memperoleh lebih banyak pangsa pasar ketimbang para pesaing.
· Venus: Mengadopsi Headless Commerce, Venus mempercepat waktu muat website (loading) halaman, yang meningkatkan konversi dan mengurangi keranjang belanja yang ditinggalkan.
· Redbox: Konten visual dapat menciptakan tantangan yang sangat spesifik bagi retailer. Menggunakan Headless Commerce melalui Single Page Application (SPA) membuat konten lebih responsif dan pelanggan lebih terlibat.
· Overstock: Menggunakan SPA interaktif, Overstock menciptakan pengalaman produk baru, membuat penelitian dan penjelajahan produk disederhanakan, menghasilkan peningkatan pendapatan dan konversi.
· Target: Menyadari bahwa perjalanan pembelian telah berubah, Target menggunakan pendekatan Headless Commerce untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang lancar di seluruh perangkat.
· Lancome: Raksasa kecantikan ini meningkatkan UX menggunakan PWA, dan mengalami lonjakan konversi berkat pendekatan headless.
· United Airlines: Ingin memanfaatkan pengalaman seperti aplikasi, United melihat arus pengguna dan UX mereka melonjak berkat PWA.
· Lilly Pulitzer: Perdagangan seluler mendorong sebagian besar lalu lintas web pengecer. Untuk membuat UX antara seluler dan desktop lebih mulus, platform diluncurkan kembali menggunakan PWA. Perubahan ini meningkatkan lalu lintas seluler dan pendapatan sebesar dua digit.
Mempelajari Cara Kerja e-Commerce Sebelum Ada Metode Headless Commerce
Pada masa lalu, website e-Commerce masih tergolong mudah mengelola pengunjung dan pelanggan melalui satu saluran pemasaran, yaitu perangkat desktop, seperti komputer.
Akan tetapi, zaman sekarang konsumen mengharapkan lebih dari itu. Ketika ingin membeli sesuatu, konsumen mengharapkan pengalaman yang sama di semua saluran digital dan sosial.
Menurut studi oleh Google mengungkapkan konsumen 40% lebih cenderung menghabiskan waktunya di aplikasi e-Commerce jika mendapatkan penawaran yang dipersonalisasi. Untungnya, Headless Commerce dapat menjadi solusi penawaran yang dipersonalisasi tersebut.
Sebagai contoh, jika Anda mengetik di kolom pencarian aplikasi e-Commerce, katakanlah “gelang emas 17 karat”, maka pada kunjungan berikutnya atau ketika Anda berselancar di internet, akan bermunculan iklan bertarget yang relevan dengan gelang emas 17 karat.
Lama-kelamaan, konsumen akan tertarik karena ekspektasinya mengenai gelang emas 17 karat, mungkin ada yang cocok dengan salah satu barang yang ditawarkan. Disinilah, kunci sukses Headless Commerce melejitkan penjualan e-Commerce.
Bila menurut Anda istilah ‘Headless Commerce’ masih tergolong asing di telinga, sebenarnya hal ini tidak sepenuhnya benar. Konsep aplikasi e-Commerce yang mengutamakan API dan memisahkan dari tampilan inti, bukanlah hal baru. Menurut Wikipedia, Headless Commerce bisa dikatakan lahir dari laporan Forrester Research 2013.
Dalam laporan tersebut disayangkan masih ada beberapa vendor e-Commerce yang masih ketinggalan zaman dan belum menerapkan pemisahan back-end dan front-end.
Headless Commerce Adalah Masa Depan Bisnis Online
Lanskap bisnis online dan ekspektasi konsumen telah berubah secara drastis selama beberapa tahun terakhir – dan akan terus berlanjut.
Di masa mendatang, pemilik bisnis e-Commerce terbaik akan terus menerapkan dan menguji teknologi, serta fitur baru yang berfokus pada pengalaman pelanggan.
Platform Headless Commerce berbasis Cloud menghilangkan proses yang sebelumnya manual, sekaligus menciptakan peluang dalam ekosistem mitra.
Headless Commerce juga dapat meningkatkan pengalaman di dalam toko dengan memungkinkan pembaruan inventaris secara real-time. Ini berarti, stok toko bisa lebih cepat diperbarui ketika menipis, sebab jika kekurangan stok ada potensi kehilangan konsumen.
Selain itu, jika Anda tidak memberikan pengalaman belanja yang mulus dan dipersonalisasi, bisnis terancam limbung. Daripada kehilangan pelanggan karena kondisi pasar yang selalu berubah, segera terapkan Headless Commerce platform, seperti Mayar.id.
Mayar Headless API Sebagai Alternatif Shopify Plus dan Adobe Commerce di Indonesia
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai Mayar Headless API sebagai alternatif Headless Commerce di Indonesia, Anda perlu mengenal Adobe Commerce dan Shopify Plus terlebih dulu, sebagai berikut:
1. Adobe Commerce (sebelumnya Magento Commerce)
Jika sebelumnya kebanyakan orang menggunakan Magento untuk membangun website toko online, kini namanya sudah berganti menjadi Adobe Commerce.
Sejak, 12 April 2022, Magento telah diubah menjadi Adobe Commerce sebagai platform open-source yang dihosting sendiri.
Arsitektur Adobe Commerce sepenuhnya dapat disesuaikan, menawarkan fleksibilitas total dalam merencanakan operasi bisnis dan meningkatkan pengalaman belanja konsumen Anda.
Sisi negatifnya, platform eCommerce ini memiliki biaya implementasi dan pemeliharaan yang tinggi.
2. Shopify Plus
Shopify Plus adalah paket langganan tertinggi dari Shopify. Platform ini dirancang untuk toko online besar yang memproses ribuan pesanan setiap bulan.
Shopify Plus menawarkan platform andal dengan hosting dan bandwidth tak terbatas. Kinerjanya berkecepatan tinggi dengan waktu aktif 99,99% dan pengembangan tak terbatas, serta fitur dan manfaat lainnya. Dari segi harga relatif tinggi, sekitar $2.000 per bulan.
3. Mayar.id
Mayar menyediakan fitur Mayar Headless API sebagai back-end website atau platform bisnis online Anda.
Gunakan Mayar sebagai CMS untuk mengelola katalog dan order pesanan. Lalu, terapkan Headless API untuk menarik data produk ke front-end sehingga pelanggan dapat melihat dan membeli produk.
Baca lebih lanjut soal Mayar Headless Commerce disini: https://mayar.id/headless-commerce
Anda dapat menggunakan paket Enterprise Mayar untuk solusi penjualan dan bisnis online tak terbatas. Daftar akun Mayar sekarang dan nikmati kecanggihan fitur Headless API untuk mengembangkan penjualan online di semua perangkat, seluler dan desktop. Butuh info lebih lengkap? Silakan email: info@mayar.id.
Jangan lupa untuk like, follow, dan comment di akun Instagram: @mayar_id agar tak ketinggalan info menarik lainnya.