7 Taktik Lejitkan Omset yang Sering Dilupakan oleh Brand

7 Taktik Lejitkan Omset yang Sering Dilupakan oleh Brand

Pengusaha mana yang tak ingin profit bisnisnya melejit terus dari waktu ke waktu? Tentunya, semua ingin omset terus bertambah agar bisnis makin berkembang. Omset yang terus bertambah, menandakan keberhasilan pemasaran suatu brand.

Tergantung pada kondisi pasar, kadang penjualan bisa berjalan lambat karena beberapa faktor. Akan tetapi, bagaimanapun juga, brand harus bisa mengatasi masalah yang ada agar omset kembali melejit.

Simak beberapa taktik atau strategi untuk meningkatkan omset bagi brand Anda:

1. Arahkan ke landing page, bukan homepage.

Banyak pebisnis yang bertanya-tanya, kenapa harus landing page dan bukan home page?

Ada beberapa perbedaan mendasar di antara keduanya. Kalau homepage merupakan penghubung atau sebagai titik awal yang menjadi pintu gerbang pengunjung sebelum melihat keseluruhan website Anda.

Sedangkan, landing page adalah halaman yang bertujuan konversi. Di halaman landing page, pengunjung benar-benar diarahkan agar bertindak sesuatu. Entah itu, membeli produk, mendaftar email, atau lainnya.

Agar lebih jelasnya, mari simak contoh berikut: Saat ingin liburan, Anda melihat website agen travel. Di sana banyak rekomendasi destinasi yang indah. Tapi, Anda masih bingung memutuskan, mau pergi kemana? Naik apa? Berapa ongkos tiketnya? Dll.

Tapi, beda lagi, kalau Anda mengunjungi suatu landing page agen travel Labuan Bajo, misalnya. Di sana, dicantumkan secara lengkap informasi wisata yang menarik. Termasuk hotel, kuliner, hingga sudah disediakan agen travel yang bisa dihubungi dan berapa biayanya. Cukup booking online, maka bisa segera berangkat liburan.

Nah, dari contoh di atas, landing page memiliki tujuan konversi yang lebih jelas dan terarah. Audiens diarahkan dan diinformasikan, kenapa harus mencoba atau membeli produk.

Berikut adalah beberapa perbedaan antara landing page dan homepage:

· Landing page tidak punya navigasi — Homepage memilikinya.

· Lalu lintas landing page berasal dari iklan — Lalu lintas homepage berasal dari banyak sumber.

· Landing page terpisah dari website bisnis — Homepage adalah halaman depan website bisnis.

· Landing page memiliki satu tujuan — Homepage mempromosikan agar audiens mau menjelajahi semua halaman website.

2. Bukan menjual, tetapi bercerita.

Kunci penting dalam “berjualan” adalah jangan menjual “apa”, melainkan jual “mengapa”.

Gunakan bahasa iklan atau konten pemasaran yang menjelaskan keunggulan, atau keunikan produk dan jasa tersebut, sehingga akan bermanfaat bagi konsumen.

Memakai cerita dalam penjualan akan membantu brand untuk menangkap perhatian, minat, dan animo audiens, serta mendapatkan pelanggan baru.

Dorong atau motivasi audiens agar mengambil tindakan (call-to-action) seperti membeli produk atau mendaftar webinar, katakanlah. Buat konteks dengan data dan angka yang valid, sehingga iklan atau konten pemasaran jauh lebih menarik.

Contoh unik dalam pembahasan ini adalah penemuan tentang keripik kentang pertama kali. Pada 1853, seorang koki bernama George Crum bekerja di Saratoga Springs, New York, Amerika.

Suatu hari, ia mendapat keluhan dari pelanggan tentang kentang goreng buatan Crum yang hambar dan lembek. Akhirnya, Crum punya ide mengiris kentang setipis kertas, dan menggorengnya. Ia kemudian, menambahkan garam agar lebih bercita rasa.

Pelanggan itu sangat senang, sampai-sampai memesan porsi besar. Alhasil, menu keripik kentang “Keripik Saratoga” begitu populer di seluruh dunia.

Padahal, kalau dipikir-pikir siapa yang mau membeli keripik kentang mahal-mahal? Mending buat sendiri di rumah! Tapi, cerita Mr Crum tentang asal mula keripik kentang sudah terlanjur viral.

Metode marketing berbasis cerita sangat efektif menyentuh sisi emosional audiens. Pada gilirannya, mampu menjual produk atau jasa tersebut ke audiens.

3. Kumpulkan testimoni dan bintang lima.

Apapun bisnisnya, agar bisa menjual produk atau layanan, Anda harus memiliki ulasan pengguna atau testimoni dilengkapi bintang lima deret. Minimal empat bintang.

Dengan testimoni atau ulasan di website, hal ini membuktikan bahwa produk atau layanan yang ditawarkan sudah diakui manfaatnya oleh para pengguna.

Manfaatkan juga platform media sosial seperti Google Penelusuran atau Facebook, untuk meraih kepercayaan konsumen.

Tampilkan foto dari para pengguna yang pernah memakai produk atau jasa Anda agar memperkuat social proof dari brand tersebut.

4. Mulai gunakan TikTok.

Di zaman medsos saat ini, siapa yang tak mengenal TikTok? Aplikasi yang dikenal dengan ciri khas joget ini, menyasar kalangan generasi muda. Mulai dari usia 10 – 35 tahun.

Karena itu, TikTok akan menjadi populer di tahun-tahun mendatang seiring perkembangan zaman. TikTok adalah sumber lalu lintas yang menguntungkan kalau Anda bisa memanfaatkan sebagai channel marketing.

Buat video yang berpotensi viral, atau gandeng influencer di TikTok untuk melejitkan pemasaran.

5. Membuat survey pelanggan.

Saat ide buntu atau bingung apa sih sebenarnya keinginan audiens, kenapa gak langsung Anda tanyakan sendiri pada mereka?

Sekarang, banyak brand atau influencer yang mencoba bertanya langsung di akun media sosial, apa yang diinginkan para followers? Apakah ingin mengulas topik tertentu? Apakah mereka ada ide produk baru yang ingin dibuat? Atau, Anda sekedar ingin tau mengapa mereka suka produk/ layanan Anda?

Selain bertanya langsung di akun media sosial, Anda bisa memakai tools seperti survey, polling, atau fitur Q&A di Instagram Stories.

6. Pertimbangkan waktu.

Konten marketing yang sukses adalah yang tepat waktu dan sesuai trend. Itulah mengapa, waktu adalah segalanya.

Banyak perusahaan memilih untuk beriklan sepanjang tahun, dan tetap mengacu pada kalender konten yang dibuat tim marketing. Akibatnya, pemasaran jadi kurang maksimal, bahkan kehilangan pelanggan dan penjualan merosot tajam.

Akan tetapi, ada banyak peluang untuk membuat konten jadi lebih relevan. Misalnya, saat event liburan anak sekolah, bulan Ramadhan, libur Lebaran, Natal, Tahun Baru, dan lainnya. Kampanye iklan untuk mainan anak-anak, umumnya akan lebih prospektif dan “mengundang” ketika ditampilkan menjelang Natal, dibandingkan waktu lainnya dalam setahun.

Pebisnis bisa memanfaatkan momen-momen istimewa seperti ini, dengan membuat kalender konten yang disesuaikan. Sehingga, konten bisa lebih pas dan “menjual” di masa-masa mendatang.

7. Email marketing.

Gak yakin email marketing bisa bantu lejitkan omset penjualan? Studi menunjukkan bahwa email marketing bisa memberikan return $42 per $1 yang dikeluarkan, luar biasa, kan!

Agar email marketing bisa berhasil, simak saran-saran berguna ini:

· Manfaatkan User Generated Content (UGC) atau media yang dibuat oleh pelanggan itu sendiri.

· Siapkan kampanye email dan alur email yang simpel didukung tombol call-to-action.

· Buat kampanye iklan dengan konten edukatif dan informatif, jangan hanya mengirim promosi produk terus-menerus.

· Uji berbagai format dan kalimat berdasarkan data yang dimiliki agar bisa menyesuaikan dengan minat audiens. Sebagai contoh, kalau audiens kebanyakan anak muda, maka kalimatnya bisa lebih casual, seperti: “Halo, kamu udah beli produknya blom? Buruan, mumpung promo nih!”.

6. Identifikasi mitra dan kolaborator potensial.

Sejak era milenial, kolaborasi dan menjalin kemitraan usaha adalah sebuah budaya bisnis yang sedang ngetrend.

Ketimbang berjalan sendiri, bukankah lebih baik kalau ada mitra bisnis atau mungkin kolaborator bisnis lainnya? Misalnya, seperti membuat komunitas online untuk tempat nongkrong followers atau pelanggan Anda.

Bisa jadi, Anda juga perlu distributor atau supplier agar bisa menyediakan produk dan layanan yang berkualitas dengan harga terjangkau.

Terkadang, bila brand mampu menemukan mitra yang tepat, maka omset bisa melejit sampai 10x lipat.

7. Temukan nilai keunikan produk.

Agar bisa menceritakan produk atau jasa Anda dengan baik, temukan dulu keunikan atau keistimewaan brand tersebut.

Sebab, hal ini bisa memengaruhi persepsi masyarakat terhadap brand Anda. Gunakan nilai-nilai yang baik agar terbentuk citra dan kredibilitas brand.

Contohnya, produk furniture dari IKEA. Biasanya, memiliki kesan yang sederhana, tapi elegan dan fungsional. Cocok ditempatkan di hunian minimalis dan modern, agar menciptakan estetik dan keindahan interior.

Atau, perusahaan air mineral tertentu, sangat giat mendukung kegiatan pelestarian alam dan lingkungan. Karena, mereka ingin menciptakan nilai, budaya, dan keunikan, yang tidak dimiliki kompetitor.


Nah, itu dia beberapa ide tentang melejitkan omset dan menyusun strategi marketing untuk brand atau startup Anda.

Siap menghadapi segala tantangan marketing untuk mengembangkan bisnis Anda? Semoga ide-ide di atas, bisa menambah inspirasi dan motivasi bisnis Anda, ya.

Source Image: Photo by Kindel Media from Pexels