Beralih dari Marketplace ke Composable Commerce

Beralih dari Marketplace ke Composable Commerce

Platform eCommerce atau marketplace konvensional mungkin menyediakan fitur untuk berjualan produk/ jasa online yang mudah dan gratis. Biasanya, eCommerce atau toko online tradisional bisa dibuat instan dan tinggal upload foto-foto produk yang ditawarkan. Sayangnya, pengalaman belanja online yang dihadirkan masih standar dan sederhana.

Sekarang zaman sudah berubah. Ekspektasi dan keinginan konsumen terus meningkat. Hampir sebagian besar konsumen, ingin pengalaman digital yang modern, menarik, dan intuitif.

Karena itu, bisnis online di masa kini harus memutar otak agar pengalaman belanja semakin mulus dan cepat menghasilkan konversi. Dalam hal ini, untuk memenuhi ekspektasi dan perilaku konsumen yang berubah cepat, pasar bisnis online perlu beralih dari marketplace biasa ke composable commerce.

Tahukah Anda, apa itu composable commerce?

Composable commerce pertama kali diperkenalkan oleh Gartner dalam laporan Juni 2020. Dengan arsitektur sistem composable commerce, tim bisa memilih solusi terbaik sesuai kebutuhan bisnis masing-masing.

Sebab, composable commerce tidak menggunakan fungsionalitas seperti CMS yang hadir dalam satu paket, atau website eCommerce model marketplace yang sudah memiliki aturan baku.

Composable commerce memanfaatkan teknologi dan pendekatan modern seperti MACH (Microservices, API, Cloud, Headless) dan JAMstack (JavaScript, API, dan Markup) untuk beradaptasi sesuai pasar bisnis saat ini.

Prinsip dasar Composable Commerce

1. Modular.

Setiap komponen sistem bersifat modular (modul) dan alur kerja teknologi di dapat dipakai dan diintegrasikan secara independen. Meliputi, modul checkout, keranjang belanja, sistem customer relationship management, dll.

2. Open-source.

Aplikasi ini bisa diintegrasikan dengan mulus ke semua aplikasi lainnya di dalam sistem.

3. Fleksibel.

Composable commerce memungkinkan bisnis menyesuaikan pengalaman belanja sesuai apa yang diinginkan pelanggan.

4. Berpusat pada bisnis.

Sistem yang sepenuhnya mudah dikustomisasi ini merespons cepat terhadap perubahan kebutuhan bisnis. Meningkatkan keuntungan, menurunkan biaya, dan menambah inovasi.

Gartner mengartikan Composable Commerce sebagai suatu pemanfaatan kemampuan bisnis untuk bergerak menuju pengalaman transaksi digital masa depan.

Bagaimana Composable Commerce mengubah pengalaman belanja?

Composable Commerce adalah tentang bagaimana bisnis bisa memanfaatkan teknologi terbaik di kelasnya dari berbagai penyedia, ketimbang hanya mengandalkan satu penyedia untuk menyediakan fungsionalitas standar.

Sebagai contoh, Daisy memiliki bisnis baju online. Ia kemudian membuat website eCommerce dengan menerapkan Composable Commerce. Di dalam satu website eCommercenya, Daisy melengkapinya dengan fitur tambahan dari penyedia layanan aplikasi yang berbeda. Misalnya:

-      Aplikasi Taxjar untuk menangani urusan perpajakan;

-      Aplikasi ShipStation untuk menangani urusan fulfillment;

-      Aplikasi Bloomreach untuk mengelola konten atau layanan pencarian;

-      Aplikasi Elastic Path untuk manajemen ecommerce;

-      Aplikasi Mayar untuk mengelola pembayaran, dll.

Pentingnya menerapkan Composable Commerce

Teknologi terus berkembang dan industri retail perlu berinovasi untuk menghadapi perubahan cepat terhadap ekspektasi pelanggan.

Terlebih lagi, setelah pembatasan aktivitas terkait COVID-19, persaingan bisnis online lebih sengit dari sebelumnya. Selain berebut  minat pelanggan, biaya yang terus meningkat menjadi tantangan para pelaku usaha.

Bisnis yang menerapkan Composable Commerce dapat memberikan pengalaman inovatif dengan kecepatan dan skala yang tepat. Serta, membedakan diri mereka dari para kompetitor.

Berikut manfaat atau pentingnya Composable Commerce:

1. Kecepatan Perkembangan.

Gartner memperkirakan bahwa “Pada tahun 2023, organisasi yang telah mengadopsi composable commerce akan melampaui persaingan sebesar 80% dalam kecepatan implementasi fitur baru.”

Dengan menerapkan composable commerce, eCommerce bisa mendapatkan fitur baru dan update lebih cepat dari sebelumnya. Update situs eCommerce atau toko online Anda, tidak perlu dari nol. Cukup manfaatkan saja layanan yang tersedia dari aplikasi yang tersedia, lalu ubah fitur secara real time dengan API.

Contohnya, Crate & Barrel, yang mengadopsi composable commerce agar bisa membuat alur kerja pembuatan konten optimal, serta bisa lebih cepat beralih ke feedback pelanggan.

2. Menawarkan fungsionalitas.

Composable commerce memungkinkan platform eCommerce menggabungkan berbagai aplikasi terbaik untuk menawarkan fungsionalitas sesuai kebutuhan bisnis.

Sebagai komponen, composable commerce dibangun agar memberikan pengalaman belanja lebih cepat dan fleksibel untuk ekspektasi konsumen yang terus berkembang.

Dengan composable commerce, eCommerce tidak hanya “pasrah” dan bergantung pada fungsi atau fitur yang disediakan platform e-niaga. Tetapi, masih bisa dimodifikasi sendiri sesuai keperluan.

3. Peningkatan kebebasan.

Platform eCommerce monolitik yang umum dipakai seperti Magento mengikat bisnis online untuk memakai plugin yang sudah disediakan di pasar mereka sendiri. Seringkali, platform e-niaga di masa lalu menyediakan satu paket frontend, backend, sekaligus databasenya.

Dengan composable commerce, toko online bisa bebas dibuat dan fitur atau fungsionalitasnya bebas dipilih sendiri sesuai kebutuhan terbaik. Nantinya, setelah mendapatkan fitur terbaik, dapat dihubungkan melalui API.

Toko online bisa dikombinasikan dengan berbagai tools. Misalnya, jika platform eCommerce ingin memakai fungsi pencarian terbaik, bisa memilih aplikasi Algolia, karena kemampuan AI (Artificial Intelligent) yang kuat, ketimbang harus membuat kolom pencarian sendiri.

Hal ini memungkinkan perusahaan meningkatkan investasinya dalam fitur penjualan uniknya, seperti fitur maps + GPS, misalnya. Kebebasan memilih pemanfaatan fungsi-fungsi inilah yang dapat mempercepat pertumbuhan  usaha.

Bagaimana bisnis online memulai composable commerce?

Memulai perjalanan composable commerce tidak serumit kelihatannya. Meski, pada akhirnya akan mengarah pada perubahan rancangan sistem platform eCommerce, tidak semua orang yang berinteraksi teknologi memiliki atau menguasai skill teknis di bidang IT.

Sebagian besar composable commerce adalah solusi yang mudah dipakai dan intuitif sehingga mudah dipahami dalam waktu singkat, tanpa perlu keahlian teknis khusus.

Penting diingat, bahwa transaksi ke arsitektur composable commerce berarti pekerjaan jangka panjang bagi perusahaan. Tidak cuma memecahkan masalah yang muncul. Strategi ini harus unik untuk masing-masing bisnis online dan kebutuhan pelanggan, tidak bisa disalin atau disamakan

Setiap platform eCommerce yang ingin memenuhi sekaligus melampaui ekspektasi pelanggan bisnis online sekarang harus mengadopsi composable commerce

Persaingan e-niaga sangat ketat, dan hanya perusahaan yang memahami manfaat pengembangan cepat, solutif, dan fleksibel, akan mampu bertahan.

Apakah composable commerce ideal untuk bisnis Anda?

Menghadapi tantangan menciptakan pengalaman belanja unik dan meningkatkan penjualan, bisnis online harus mencari tools yang bisa mempermudah transaksi, nyaman, dan cepat.

Transformasi digital bukan hanya soal fleksibilitas. Tetapi, juga harus responsif, cepat, dan adaptif. Perusahaan perlu mengubah alur kerja yang lebih cepat dalma berbagai hal. Termasuk penerapan ide-ide, menguji strategi pemasaran, mencoba sesuatu yang baru dan terus berinovasi.

Beralih dari eCommerce Tradisional/ Marketplace ke Composable Commerce

Menurut CEO Fabric, Faisal Masud, di masa depan eCommerce biasa dapat berisiko bagi penjualan. Baik Amazon maupun Shopify sama-sama mulai mengalami penurunan signifikan.

Faisal mengatakan, para eksekutif Amazon maupun Shopify tidak menghabiskan waktu untuk memikirkan tentang pasar menengah, fulfillment, dan perusahaan. Maka itu, sudah saatnya pangsa pasar bergerak maju dan beralih ke headless commerce (pemisahan frontend dan backend sistem eCommerce).

API dan Cloud akan menjadi masa depan sistem eCommerce. Faisal percaya bahwa bisnis online lambat laun akan beralih ke composable commerce. Sementara, B2B (Business-to-Business) eCommerce (marketplace) hanya hitungan waktu menjadi opsi kedua bisnis online.

Menurut survey PwC, 66% bisnis akan menerapkan pemasaran dan penjualan digital sebagai prioritas bisnis. Sedangkan, sekitar 40% mengatakan go digital akan menjadi tantangan bisnis utama.

Tantangan atau masalah baru yang muncul adalah fleksibilitas. Shopify atau Amazon cocok untuk bisnis kecil dan seringkali memiliki keterbatasan. Sekarang, hampir semua bisnis menerapkan sistem transaksi online, tetapi hanya mengandalkan Shopify atau Amazon saja tidak cukup. Karena, platform tersebut hanya eCommerce biasa atau bisa dikatakan “eCommerce in a box”.

Solusinya, adalah composable commerce, salah satunya seperti Fabric.inc. sistem e-niaga yang didukung composable commerce dapat terintegrasi dengan mudah satu sama lain, memberikan peluang bisnis untuk memperluas platform sesuai kebutuhan.

Untuk retail, composable commerce dapat mengintegrasikan penjualan online dan offline, sekaligus mengelola stok, mengembangkan oomnichannel/ multichannel, dan banyak lagi. Kustomisasi ini bisa dilakukan tanpa perlu mengubah platform eCommerce Anda.

Composable commerce bersifat modul yang mudah dimodifikasi.

Composable commerce adalah pengembangan dari headless commerce yang memiliki berbagai keunggulan. Sifat modularnya membuat sistem e-niaga mudah diubah dan memberikan fleksibilitas untuk mengembangkan sistem dari waktu ke waktu.

Daripada harus membuat platform eCommerce sendiri yang memakan waktu dan biaya. Gunakan saja solusi platform composable commerce didukung API untuk mengelola bisnis Anda. Misalnya, manajemen order, sistem checkout, pencatatan transaksi, sistem pembayaran digital, dll.

Arsitektur composable commerce membuat bisnis Anda bisa bangkit dan berlari lebih cepat dari kompetitor. sehingga, bisa tetap terdepan dalam persaingan.

Bagaimana, kira-kira Anda berencana untuk menerapkan composable commerce untuk bisnis online Anda?