Penerapan UMKM Go Digital di era New Normal

Penerapan UMKM Go Digital di era New Normal

Pandemi global memukul keras beberapa sektor bisnis, seperti retail, restoran, perhotelan, dan hiburan. Meski, banyak bisnis gulung tikar. Tetapi, tak sedikit bisnis lain yang muncul dan berkembang pesat.

Beberapa UMKM dipaksa untuk beralih ke ekosistem online yang tidak tersentuh sebelumnya. Contohnya, warung, restoran, atau bisnis kuliner yang menyediakan layanan delivery lewat aplikasi.

Sementara itu, industri e-Commerce tumbuh pesat. Dengan brand yang sudah ternama, dan pendatang baru yang segera berkembang cepat. Maka itu, daripada hanya fokus pada dampak negatif pandemi COVID-19, ada baiknya UMKM segera fokus go digital agar bangkit dan menemukan kembali irama bisnisnya.

1. Konsumen akan selalu rela mengeluarkan uang.

Meskipun ada asumsi bahwa pandemi menciptakan malapetaka dan kelesuan pasar. Banyak UMKM retail yang melaporkan rekor penjualan online.

Misalnya, Best Buy melaporkan bahwa penjualan online-nya melonjak lebih dari 240% selama kuartal kedua. Ini adalah angka yang luar biasa dahsyat.

Banyak orang yang menimbun barang seperti baterai, bahan makanan, atau barang lainnya ketika isolasi mandiri di rumah. Selain itu, belum ada kepastian kapan kehidupan akan “normal” kembali. Jadi, tidak heran semakin banyak orang yang panic buying dengan belanja berbagai barang dalam jumlah besar.

Hebatnya lagi, meskipun ada banyak PHK jutaan orang, konsumen masih tetap menghabiskan uang. Anggapan bahwa “sedia payung sebelum hujan”, membuat banyak orang cenderung membelanjakan uangnya ketimbang harus menabung di masa saat ini.

Selama lockdown atau PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) di Indonesia, banyak konsumen yang beralih ke belanja online sebagai salah satu bentuk memenuhi kebutuhan dan hiburan.

2. Perdagangan telah banyak bergeser secara online.

Ketika era New Normal dan UMKM mulai menggeliat, pandemi COVID-19 telah mengubah perilaku konsumen dengan kenyamanan belanja online. Mulai dari membeli barang-barang kebutuhan rumah tangga hingga memesan makanan secara online. Konsumen senang berbelanja online hanya karena merasa lebih nyaman dan aman.

Karena itu, sudah sepatutnya UMKM go digital dan tak perlu khawatir mengambil kembali pangsa pasar dengan berjualan online. Pertimbangkan cara ampuh dalam memberikan nilai lebih kepada pelanggan.

Misalnya, opsi berlangganan bulanan atau mingguan dengan diskon harga khusus. Atau, berikan kecepatan dan kemudahan pengiriman dalam 1x24 jam. Sekarang adalah waktu yang tepat bagi UMKM memperkenalkan peningkatan kenyamanan dengan UMKM go digital.

3. Media sosial dapat meluncurkan brand dalam semalam.

Salah satu hal menarik selama pandemi adalah berapa banyak bisnis kecil atau UMKM yang dikelola hanya cukup satu orang bisa berkembang berkat media sosial.

Mulai dari jualan pakaian, aksesoris handmade, kue dan pastry, sampai kerajinan seni. Begitu banyak iklan yang merilis brand-brand UMKM sukses memanfaatkan platform TikTok atau Instagram.

Ini adalah bukti bahwa UMKM bisa memanfaatkan momentum tanpa menghabiskan banyak uang untuk membuat Shopify kustom atau iklan berbayar di Facebook.

Saat UMKM memiliki produk yang benar-benar bagus, pelanggan akan lebih dari mau membagikan konten atau iklan Anda di media sosial. Tetapi, juga ikut terlibat, berinteraksi, serta merekomendasikan produk/ jasa UMKM ke teman atau keluarganya.

4. Konsumen menyukai merek D2C dengan komunitas yang berkembang.

Mengapa konsumen rela menghabiskan uang lebih, ketika ada produk tiruan di pasaran yang lebih murah? Jawaban sederhananya adalah brand yang lebih mahal telah membangun komunitasnya sendiri. Konsumen rela membayar mahal untuk menjadi bagian dari komunitas UMKM itu.

Brand kreatif yang telah berhasil membangun komunitas akan mendorong pelanggan mau berbagai di media sosial memakai tagar tertentu. Ini menciptakan konten buatan pengguna atau User Generated Content (UGC) yang lebih mudah dibagikan ke akun medsos.

Konsumen senang kalau ada brand yang menandai (tag) atau menjadikan pelanggan sebagai bagian dari brand tersebut. UGC juga adalah salah satu konten paling efektif yang bisa dimanfaatkan. Jauh lebih efektif ketimbang konten yang terlihat seperti iklan biasa.

5. Jangan pernah takut membuka peluang baru.

Pandemi menyebabkan banyak UMKM beralih haluan. Misalnya, ada UMKM berjualan baju, beralih jadi produsen masker dan APD. Sedangkan, banyak juga UMKM yang bangkrut dan mem-PHK stafnya.

UMKM harus selalu mencari dan terbuka untuk perubahan. Tidak ada yang salah dengan mengubah haluan jika peluang baru muncul dengan potensi yang lebih bagus. Banyak UMKM yang fokus hanya di satu hal dan enggan berinovasi.

Padahal, justru peluang baru dan inovasi inilah yang menjadi kunci mendapatkan omset tambahan dan kemajuan usaha.


Tetap berinovasi dan mengembangkan ide bisnis akan semakin mudah dan fokus, jika pembayaran dan mekanisme penagihan didukung sistem yang bekerja otomatis.

Mayar.id merupakan solusi pembayaran dan penagihan otomatis untuk bisnis digital yang efektif dan efisien. Silakan coba GRATIS 30 hari, klik di sini.