Trend Belanja Langsung di Toko Pakai Dompet Digital

Trend Belanja Langsung di Toko Pakai Dompet Digital

Foto oleh Jack Sparrow dari Pexels

Sebagian besar berkat COVID-19, penggunaan dompet digital di seluruh dunia melonjak drastis, dikutip dari laman Globe News Wire. Data statistik menunjukkan bahwa:

· Asia Tenggara adalah wilayah dengan pertumbuhan tercepat untuk dompet digital di dunia dengan pertumbuhan tahunan mencapai 25,5% dan pertumbuhan keseluruhan 311% pada 2025.

· Amerika Latin, Afrika & Timur Tengah adalah wilayah dengan pertumbuhan tercepat kedua dan ketiga, masing-masing akan berkembang sebesar 166% dan 147% pada tahun 2025.

· Antara tahun 2020 dan 2025 jumlah dompet digital yang bertransaksi lebih dari USD $1 miliar per tahun akan meningkat sebesar 27% menciptakan tantangan penerimaan yang semakin besar bagi pedagang.

Alhasil, kini semakin banyak pedagang memberikan kenyamanan dengan pengalaman belanja yang lebih praktis, tanpa perlu menggesek kartu. Konsumen cukup scan kode QR di kasir.

Penelitian lainnya yang ditunjukkan Global Digital Payments Insights dari Blackhawk Network. Blackhawk mensurvey lebih dari 13.000 konsumen di sembilan negara. Hasilnya, ditemukan sekitar 59% responden mulai memakai dompet digital sejak pandemi. Bahkan, 17% responden adalah pemula atau baru pertama kali memakai dompet digital.

Masuknya, pembayaran lewat scan kode QR juga turut mendukung peningkatan ini. Sebelum pandemi, kode QR hanya memiliki sedikit daya tarik di Amerika Serikat.

Tapi, setelah pandemi melanda, hampir semua toko, minimarket, kios, dan outlet fisik menyediakan kode QR di setiap titik. Mulai dari menu restoran, hingga opsi pembayaran tanpa kontak (contactless).

Bukan hanya konsumen yang memahami teknologi dompet digital saja yang bakal terus memakai pembayaran contactless. Tetapi, kalau ada toko atau penyedia barang/ jasa yang menawarkan promo maupun keuntungan lain, maka masyarakat luas bisa saja beralih ke pembayaran dompet digital.

Pedagang atau pelaku UMKM di seluruh dunia, sudah mulai menerapkan pembayaran tanpa sentuh seperti kode QR di tokonya. Misalnya, dengan menawarkan cashback ShopeePay 30%, tentunya para calon pembeli juga akan tertarik.

Promosi dan penawaran eksklusif seperti ini yang akan sangat membantu mempercepat pertumbuhan pembayaran digital di tengah masyarakat.

COVID-19 berdampak pada belanja langsung di toko pakai dompet digital.

Dampak pandemi pada ritel dan pembayaran belum pernah terjadi sebelumnya. Muncul sentimen lama bahwa industri pembayaran yang lamban bisa tahan terhadap perubahan.

Padahal, faktanya saat ini, selama pandemi COVID-19, konsumen maupun pedagang mau mengubah kebiasaan pembayaran dengan cepat.

Meskipun, toko ritel cepat beradaptasi dengan era New Normal, sebenarnya pihak yang paling berperan dalam perubahan cepat ini adalah konsumen.

Konsumen cepat beralih ke alat pembelian yang lebih cepat, cerdas, dan aman, untuk mencegah penyebaran virus corona. Begitu konsumen terbiasa membayar dengan cara tanpa sentuh atau tanpa kontak, maka mereka merasa nyaman dan lebih memilih cara baru tersebut.

Transaksi dompet digital dianggap lebih higienis, lebih aman, lebih cepat, dan lebih praktis. Ada sejuta alasan kenapa banyak orang yang senang dengan pembayaran digital.

Pandemi juga berkontribusi dalam mengkondisikan konsumen untuk menikmati dan mengharapkan berbagai pilihan pembayaran. Bahkan, kalau ada suatu toko atau penyedia barang/ jasa yang tidak menawarkan opsi pembayaran digital, konsumen cenderung akan berpindah ke tempat lain. Ada beberapa konsumen yang tidak akan berbelanja lagi ke situ.

Ditambah hadirnya smartphone yang hampir 99,9% dimiliki sebagian besar konsumen saat ini, fasilitas transaksi dompet digital semakin mudah dimanapun dan kapanpun mereka berada.

Semakin banyak pedagang yang menyediakan kode QR atau infrastruktur yang mendukung pembayaran digital, maka bukan mustahil kalau pembayaran dompet digital akan menjadi pembayaran utama nasional di lingkungan toko secara fisik.

Kenapa pedagang harus mengaktifkan opsi pembayaran digital di dalam tokonya?

Di sisi pedagang, opsi pembayaran digital di dalam toko akan menjadi pilihan ideal yang menguntungkan. Pasalnya, menurut survey Blackhawk Network, 43% responden melaporkan berbelanja lebih sering sejak mereka mulai menggunakan dompet digital; 38% melaporkan menghabiskan lebih banyak uang di toko ritel yang bisa menggunakan dompet digital.

Dompet digital juga sangat efektif dalam meningkatkan kesadaran pedagang dan prospek pelanggan. Misalnya, supermarket 474 Giant Eagle di Amerika, sekarang menerima PayPal sebagai bentuk pembayaran di dalam toko.

Untuk mendorong konsumen berpartisipasi, PayPal menjalankan promosi yang menawarkan cashback sebesar $10 kepada konsumen saat pertama kali mereka berbelanja $40 di supermarket tersebut memakai aplikasi dompet digital.

Kedengarannya, dompet digital hanya akan berfungsi bagi konsumen yang memiliki duit saja? Tapi, ternyata asumsi ini keliru! Bila konsumen tidak memiliki saldo di dompet digitalnya, ia masih bisa memakai metode belanja Pay Later atau Beli Sekarang, Bayar Nanti.

Cara tepat bagi pedagang untuk menerapkan metode pembayaran baru.

Pada akhirnya, penerapan dompet digital sangat penting untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang nyaman dan membuat pembeli kembali lagi berbelanja.

Maka itu, sangat penting bagi pedagang untuk mengaktifkan dompet digital sebagai opsi pembayaran di dalam toko.

Tentu saja, itu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Jadi, bagaimana caranya menerapkan metode pembayaran digital di dalam toko?

1.    Pertama, mereka harus memastikan tersedia infrastruktur yang tepat untuk mendukung penggunaan dompet digital. Hal ini termasuk teknologi yang tepat, pelatihan dan edukasi untuk kasir, serta materi pemasaran untuk mendorong penjualan di dalam toko.

2.    Gunakan aplikasi pembayaran modern seperti Mayar untuk membuat kode QR secara cepat dan mudah di toko Anda.

3.    Informasikan kepada pelanggan bahwa di toko Anda tersedia opsi pembayaran digital. Misalnya, tempelkan kode QR di atas meja kasir.

Mengadopsi gaya masyarakat tanpa uang tunai.

Menurut Grand View Research, pasar pembayaran digital akan tumbuh secara global sebesar 19,4% per tahun antara tahun 2021 dan 2028.

Dengan peningkatan penjualan eCommerce menjadi faktor dalam mendorong pertumbuhan ini. Karena semakin banyak perdagangan bergerak ke arah transaksi online, maka kemungkinan besar akan muncul masyarakat tanpa uang tunai.

Hal ini menciptakan serangkaian harapan dan persyaratan baru. Konsumen menginginkan transaksi menjadi cepat, aman, dan tanpa gesekan. Pun begitu, dengan para pedagang.

Tetapi, pedagang membutuhkan cara untuk memastikan calon konsumen memang berniat membayar barang atau jasa yang dijual. Lebih dari tiga perempat orang Amerika sudah menggunakan beberapa bentuk pembayaran digital, menurut Survei Konsumen Pembayaran Digital tahunan McKinsey.

Survei tersebut juga menemukan bahwa konsumen menggunakan dua atau lebih metode pembayaran digital, melonjak menjadi 58% pada 2020 dari 45 persen pada tahun 2019.

Tidak ada hal yang menunjukkan bahwa evolusi ini akan melambat. Jadi, kemungkinan besar selama dekade berikutnya, metode pembayaran digital akan terus tumbuh. Mulai dari pengenalan wajah (face recognition) hingga pembayaran yang diaktifkan dengan suara (voice recognition). Sehingga, mampu menciptakan peluang baru bagi pelaku kejahatan untuk mengambil keuntungan.

Menatap masa depan pembayaran dompet digital.

Ekosistem pembayaran digital yang berkembang pesat sulit untuk dibendung. Namun, hal ini sebenarnya akan menjadi atmosfer yang sangat positif bagi para pebisnis dan konsumen.

Fokus pada kenyamanan dan keamanan pembayaran digital akan menjadikan kompetisi pasar eCommerce global yang terus meningkatkan bisnis di segala ukuran.

Daripada ketinggalan zaman, bisnis harus mempertimbangkan bermitra dengan penyedia solusi pembayaran digital yang lebih aman dan lancar.

Apa yang akan hadir di masa mendatang?

Dikatakan oleh Ajay Bhalla, Presiden Cyber & Intelijen di Mastercard, kepercayaan dan transparansi pembayaran akan mendorong lingkup bisnis ke level selanjutnya.

Didukung teknologi Big Data, produk dan layanan dapat dikembangkan memenuhi harapan konsumen.

Salah satunya adalah Artificial Intelligence (AI). Dengan kemampuannya untuk mengolah sejumlah besar data, AI digunakan untuk melihat pola di luar kemampuan manusia dan memberikan wawasan yang lebih baik.

AI dapat membantu mendeteksi dan menghentikan penipuan, menilai risiko transaksi, atau memberikan pengalaman pengguna yang paling intuitif. Teknologi AI akan sangat penting dalam membantu manusia menyelesaikan tugas sehari-hari di masa depan yang kaya data. Menggerakkan masyarakat dan mendorong kemajuan zaman.

Selain AI, identitas biometrik seperti sidik jari, wajah, suara, dll, juga dapat dimanfaatkan untuk membangun kepercayaan saat bertransaksi, baik dengan pembayaran digital secara online atau offline (di toko fisik).

Tentunya, semua ini bisa terjadi dengan dukungan smartphone yang dimiliki hampir setiap orang di masa kini. Pengguna bisa melakukan otentikasi identitas dalam aktivitas sehari-hari, seperti login ke perangkat, belanja online, atau login  ke rekening bank.

Perlahan namun pasti, badai pandemi COVID-19 akan segera berlalu. Namun, gangguan terhadap kehidupan akan tetap ada di masa mendatang. Jadi, saat ini, kita harus siap dan waspada dengan segala kemungkinan.

Melalui kepercayaan dan transparansi pembayaran digital, harapannya ekonomi dunia akan segera bangkit dan pulih. Serta, menjadi pembuka jalan kemakmuran masa depan bagi semua orang.