Digital Learning, Pendidikan Masa Kini dan Masa Depan
Foto oleh Vanessa Garcia dari Pexels
Semenjak pandemi COVID-19 melanda, perubahan struktur aktivitas dan gaya hidup masyarakat mulai berubah. Termasuk dalam hal belajar, kini siswa tidak perlu datang ke sekolah tatap muka untuk belajar, tetapi pembelajaran digital atau digital learning yang datang langsung kepada para siswa.
Cara-cara baru dalam kegiatan belajar mengajar sangat bermanfaat bagi guru. Digital learning dapat mengatasi hambatan seperti geografis, latar belakang, suku, status sosial, dan lainnya.
Dulu, masih sangat sedikit online learning atau digital learning yang diterapkan di pendidikan dasar atau usia dini. Namun, saat ini, justru sulit membayangkan dunia pendidikan tanpa ada bentuk interaksi digital.
Apa bedanya antara digital learning, online learning, dan e-learning?
Mari simak beberapa perbedaan dari metode pembelajaran jarak jauh di atas:
Digital learning/ pembelajaran digital.
Digital learning adalah istilah umum yang bermakna cukup luas. Bisa berarti semua jenis metode pembelajaran yang memakai penerapan teknologi digital.
Misalnya, kursus online, menonton video online, riset materi di internet, dan lainnya. Guru dan siswa memakai peralatan digital seperti smartphone dan tablet.
Online learning/ pembelajaran online.
Selanjutnya, istilah umum yang sering didengar adalah online learning atau pembelajaran online. Artinya, sebagian besar kegiatan belajar mengajar akan dilakukan melalui internet. Misalnya, seperti lewat forum, google drive, email, chat via Whatsapp, dan lainnya.
Online learning bukan berarti tanpa ada tatap muka siswa dan guru sama sekali. Selama mengerjakan tugas belajar, siswa dan guru dapat berkomunikasi jarak jauh secara online, maupun belajar di ruang kelas seperti biasanya.
E-Learning/ pembelajaran virtual.
Sedangkan, e-Learning atau pembelajaran virtual, umumnya mengacu pada jenis kegiatan belajar yang diambil sepenuhnya melalui internet. Guru dan siswa tidak bertatap muka sama sekali.
Tugas belajar dan komunikasi dilakukan lewat forum, email, chat, atau video conference. Beberapa institusi pendidikan menyebut metode e-Learning sebagai kegiatan belajar “fully online” atau mengandalkan jaringan internet online sepenuhnya.
Digital Learning: Pendidikan masa kini dan masa depan.
Hanya dalam waktu satu tahun, dunia pendidikan seketika berubah selamanya. Pembelajaran digital atau digital learning berkembang menjadi suatu “kebutuhan” bagi institusi edukasi.
Selalu ada dua sisi untuk segala hal. Termasuk digital learning juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun, dengan memahami konsep digital learning, guru bisa lebih siap membantu program digital learning di Indonesia untuk keberhasilan belajar para siswa.
Dunia pendidikan dituntut untuk mampu mengikuti percepatan yang sedang terjadi. Sekolah dan perguruan tinggi harus bisa bertransformasi agar relevan dengan revolusi industri di era digital.
Digitalisasi di institusi pendidikan adalah keniscayaan. Metode pembelajaran seharusnya bisa lebih efisien, sehingga peserta didik atau siswa akan lebih melek teknologi.
Dalam penelitian oleh Asia EduTech pada 2016, dikatakan bahwa sekitar 95% koresponden setuju bahwa dunia pendidikan butuh dukungan teknologi digital. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa sumber daya manusia di Indonesia masih sebagian tertinggal atau gaptek.
Peralihan metode pembelajaran dari offline ke online, juga menjadi tantangan besar bagi para pengajar. Terutama yang ada di daerah pelosok atau guru yang sudah berusia sepuh. Alhasil, digital learning juga kurang maksimal.
Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan digital learning di Indonesia:
· Percepatan infrastruktur jaringan internet yang merata di daerah-daerah.
· Meningkatkan kompetensi pengajar/ guru pendidikan.
· Melengkapi setiap sekolah dengan jaringan internet/ wifi yang stabil dan bisa dipakai warga sekolah secara gratis.
· Secara bertahap menerapkan digitalisasi edukasi di institusi pendidikan.
Penerapan digitalisasi dalam online learning/ pembelajaran online.
Banyak orang yang setuju bahwa dunia pendidikan harus segera mendapatkan sentuhan teknologi informasi. Namun, tentunya penerapan digitalisasi di dunia pendidikan Indonesia tidak bisa dilakukan dalam semalam.
Berikut adalah rencana-rencana yang bisa dipertimbangkan untuk menerapkan digitalisasi pembelajaran online:
1. Meningkatkan kompetensi guru/ pengajar.
Kaum muda yang lahir di atas tahun 1997 atau Zilenial mungkin sudah terlahir di tengah gelombang teknologi internet dan dunia digital. Namun, perlu dicatat bahwa kebanyakan guru-guru senior yang berada di daerah juga membutuhkan pelatihan untuk beradaptasi dengan teknologi digital.
Jangankan menerapkan digitalisasi pembelajaran online, sinyal perangkat seluler di sebagian wilayah tanah air saja masih sulit didapat.
Maka itu, dibutuhkan pelatihan dasar atau training khusus untuk meningkatkan kompetensi para pengajar yang dapat mendukung digitalisasi digital learning. Misalnya, pemakaian aplikasi edukasi, cara komunikasi interaktif, menggunakan referensi digital, menerapkan alat peraga atau media belajar dari internet, dan lainnya.
Sebenarnya, tidak perlu bergantung sepenuhnya pada kementerian atau pemerintah pusat. Sebab, institusi pendidikan dapat berinisiatif sendiri dengan mengundang mentor atau tenaga ahli yang dapat melatih kompetensi para pengajarnya.
2. Percepatan infrastruktur jaringan internet di seluruh tanah air.
Bisa dibilang, jaringan internet bukan lagi hanya pendukung aktivitas. Di era digital saat ini, jaringan internet adalah nyawa yang sudah menjadi sebuah kebutuhan setiap warga negara.
Maka itu, pembangunan infrastruktur jaringan internet di seluruh tanah air harus menjadi prioritas agar rencana digitalisasi sekolah atau institusi pendidikan cepat terlaksana.
Jaringan internet yang stabil dan kencang, akan memudahkan para siswa dan guru belajar secara fleksibel, variatif, dan menyenangkan. Tak seperti pembelajaran offline yang kadang monoton menghadap ke guru, kegiatan belajar secara online bisa lebih seru dengan tambahan animasi, video, musik, games, dan lainnya.
Bahkan, ada alat peraga serta berbagai aplikasi edukatif yang menarik perhatian para siswa untuk memahami materi. Selain itu, terdapat banyak referensi dari seluruh dunia untuk membantu para siswa memahami isi materi yang diajarkan guru.
3. Melengkapi institusi pendidikan dengan peralatan teknologi informasi.
Digital learning, menerapkan materi pembelajaran dalam bentuk digital. Bisa berupa file dokumen, gambar, video, audio, dan lainnya. File digital ini dapat membantu para siswa atau peserta didik memahami materi yang disampaikan guru.
Tentunya, agar bisa menerapkan digitalisasi pembelajaran online, pihak sekolah atau institusi pendidikan juga harus melengkapi dengan peralatan yang tepat. Contohnya, laptop, proyektor, tablet, WiFi, aplikasi, conference video, dll.
Di beberapa lembaga pendidikan yang ada di kota-kota besar, pemerintah memang sudah membagikan tablet secara gratis. Akan tetapi, sayangnya di sekolah yang berada di pelosok atau daerah-daerah, masih belum terdapat program tersebut secara merata.
Bila perlu, dapat disediakan stop kontak di setiap bangku siswa agar lebih mudah mengisi ulang daya baterai laptop atau tablet yang dipakai.
4. Memakai sistem digital dalam aktivitas rutin sekolah.
Digitalisasi pembelajaran online akan semakin optimal jika didukung sistem informasi pendidikan secara menyeluruh. Sebagai contoh, untuk melihat raport atau nilai siswa, wali murid bisa mengakses website atau aplikasi milik institusi pendidikan.
Tugas-tugas administratif yang biasanya masih dikerjakan oleh tim Tata Usaha secara manual, juga sebaiknya mulai beralih ke sistem digital. Seperti pembayaran SPP, mencatat kehadiran siswa, sistem penggajian karyawan/ guru sekolah, mendaftar perpustakaan dan peminjaman buku, dll.
Sebenarnya, saat ini juga sudah banyak dijumpai sistem e-Learning yang bisa dipakai institusi pendidikan secara gratis maupun berbayar. Bahkan, beberapa di antaranya juga menyediakan kustomisasi atau penyesuaian dengan kebutuhan lembaga pendidikan.
5. Pembayaran pendidikan berbasis QR code dan aplikasi online.
Sebagian besar wali murid di era kekinian, tentunya sudah sangat akrab dengan penerapan teknologi informasi. Salah satunya seperti pembayaran biaya pendidikan dengan aplikasi seperti scan QR code maupun Link Pembayaran tertentu.
Misalnya, dengan aplikasi Mayar yang menyediakan pembayaran modern berupa kode QR, Link Tautan, atau tombol embed di website sekolah. Sehingga, wali murid yang ingin membayar atau melunasi pembayaran biaya pendidikan putra-putrinya bisa lebih mudah, cepat, dan praktis membayar dengan berbagai metode pembayaran.
Termasuk ShopeePay, Gopay, OVO, DANA, LinkAja, hingga kartu debit/ kartu kredit, serta merchant Alfamart/ Indomaret.
Metode pembayaran modern di lingkungan pendidikan dapat meminimalisir kerumunan atau antri panjang yang memakan waktu. Tim Tata Usaha lebih produktif dan tidak direpotkan dengan tugas-tugas administratif secara manual, karena dashboard Mayar dilengkapi pencatatan transaksi yang rapi, sistematis, dan bisa diunduh dalam format file digital.
Nah, bagaimana menurut Anda dengan beberapa ide penerapan digitalisasi pembelajaran online di atas? Setuju atau mungkin ada opini berbeda?