Menjangkau Gen Z Sebagai Generasi Dermawan

Menjangkau Gen Z Sebagai Generasi Dermawan

Foto oleh Julia M Cameron dari Pexels

Anda punya yayasan? Organisasi amal? Atau lembaga non profit lainnya? Apapun jenisnya, bisa dikatakan kebanyakan lembaga non profit saat ini tentu sudah akrab dengan generasi milenial, baby boomers, atau generasi x (lahir sebelum tahun 1996-an).

Padahal, sekarang pemasaran penggalangan dana harus juga fokus ke generasi Z atau yang biasa disebut Zillenial. Gen Z atau Zilenial adalah kelompok yang akan memantapkan posisinya sebagai gelombang donatur periode selanjutnya.

Zilenial umumnya lahir pada tahun 1996-1997 dan setelahnya, mereka akan segera membentuk 30% populasi dunia. Dilahirkan di antara beragam isu, internet, dan media sosial.

Mulai dari perubahan iklim global, Black Lives Matter, feminisme, peperangan, hingga krisis kemanusiaan di seluruh dunia.

Sejak lahir, Zilenial akan menghadapi berbagai isu dunia dan berarti tanggung jawab penggalangan donasi juga ada di pundak mereka.

Maka itu, bagi para penggalang dana, sudah saatnya untuk belajar bagaimana sih cara menarik dan melibatkan generasi muda angkatan Zilenial? Jika diterapkan secara efektif, donatur dari kalangan Zilenial akan mengubah dunia dan bisa menjadi donatur tetap seumur hidupnya.

Namun, sebelum itu, pertama-tama, kita perlu memahami dulu apa sih yang mendorong Zilenial agar mau terlibat suatu donasi? Dan bagaimana cara berkomunikasi dengan generasi yang saat ini berusia produktif antara 25-27 tahun ini?

Nilai Inti Generasi Z:

Sementara gen Z terlihat hampir mirip seperti Milenial dalam beberapa hal. Sebenarnya, ada perbedaan mendasar yang membuat Zilenial mau terlibat dengan hal-hal yang sudah seharusnya mereka peduli.

Berikut beberapa hal yang perlu dipahami oleh lembaga non profit tentang generasi Z:

Digital Native.

Tidak seperti baby boomer yang digital immigrant, Zilenial adalah generasi yang terlahir di tengah gelombang teknologi digital.

Sejak usia 12 tahun, mereka sudah mengenal smartphone dan beraktivitas sehari-hari dengan teknologi internet atau media sosial.

Website dan media sosial telah memperkuat suara anak muda yang belum pernah dilakukan generasi sebelumnya. Sebagai kelompok “digital native”, Gen Z mewujudkan konektivitas 24/7 dan menavigasi dunia online tak seperti generasi pendahulunya.

Kredibilitas dan originalitas.

Nilai penting yang dipedulikan gen Z dalam sebuah penggalangan dana adalah originalitas dan kredibilitas. Apakah suatu penggalangan dana itu bisa dipercaya? Apakah kisahnya benar-benar asli dan tulus?

Zilenial tidak akan mau serta-merta memberikan uangnya, hanya untuk orang yang meminta di jalan dengan cerita sedih yang mendramatisir. Mereka butuh data, bukti otentik, gambar, dan dukungan perusahaan atau organisasi resmi.

Sebagai contoh, Zilenial akan lebih mempercayai penggalangan dana yang dikelola oleh website resmi organisasi non profit atau seorang selebgram dan influencer terkenal.

Zilenial juga lebih senang metode pembayaran melalui non tunai. Jadi, mereka ingin mendapatkan kemudahan dalam memberikan donasi dengan sekali sentuhan jari, transfer bank, atau melalui aplikasi tertentu.

Bisa dikatakan, generasi Z adalah tipe generasi yang tidak terlalu suka kampanye profesional yang dipoles dengan berbagai filter semu. Sebaliknya, mereka lebih suka kisah dari orang-orang yang nyata dan kehidupan yang sebenarnya untuk dibantu lembaga amal.

Ingin aktif terlibat.

Pada dasarnya, generasi Z adalah generasi yang memiliki keinginan dan tekad kuat untuk membuat dunia menjadi lebih baik.

Ingatkah Anda dengan ungkapan yang diucapkan sang proklamator Republik Indonesia, Ir Sukarno,” Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia.”

Apa maknanya? Kekuatan pemuda akan menjadi penentu peradaban dan masa depan dunia.

Beda dengan generasi milenial atau baby boomers, Zilenial ingin aktif terlibat dalam perbincangan politik. Mereka menjadi peserta aktif yang meramaikan tweet dan topik hangat yang ada di media sosial seperti Twitter, Instagram, Facebook, dll.

Para penggalang dana maupun tim marketing di dunia bisnis perlu menyadari peran penting generasi Z. Jika Zilenial mampu digandeng dalam kampanye amal atau penggalangan dana, mereka memiliki kekuatan untuk memulai gerakan dan mengubah dunia menjadi lebih baik.

Bagaimana cara untuk melibatkan calon donatur muda dari kalangan Zilenial?

Tips-tips berikut akan membantu lembaga amal atau yayasan non profit agar menarik generasi Z untuk ikut berpartisipasi dalam penggalangan bantuan amal

Menjangkau Zilenial secara online.

Gen Z tumbuh dengan smartphone di genggamannya. Mereka hanya memahami pemasaran digital. Beda dengan baby boomer yang sempat merasakan “transisi” dari pemasaran offline ke online, Zilenial kadang sama sekali belum tau apa itu Wartel, kaset, radio analog, atau bertemu sales door to door.

Ini karena, Zilenial memang lahir dan dibesarkan di era serba modern dan digital. Karena itu, untuk mendukung kampanye bantuan amal yang sedang dibuat, Anda bisa menjangkau generasi Z secara online. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:

1. TikTok.

Platform media sosial yang satu ini adalah salah satu aplikasi baru dan paling sukses karena dukungan Zilenial. Jika yayasan atau lembaga amal Anda belum menjangkau pemasaran ke TikTok, sekaranglah saatnya.

TikTok sangat familiar bagi calon donatur muda seperti Zilenial. Jangan khawatir, antarmuka penggunaan TikTok cukup sederhana dan mudah dipakai. TikTok diprediksi akan menjadi salah satu aplikasi paling berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari kaum Zilenial.

Maka itu, sedari sekarang, cobalah membuat kampanye atau konten bantuan amal atau penggalangan dana melalui TikTok.

2. Instagram Story.

Selanjutnya, apa yang disukai dan bisa menjangkau Zilenial secara online? Gunakan video di Instagram Story.

Mungkin saat ini Anda sudah memakai Instagram untuk memasarkan kampanye amal atau menceritakan kisah melalui gambar dan video. Tetapi, apakah sudah cukup untuk menarik donatur muda?

Instagram Story memungkinkan Anda untuk berbagi konten, baik video atau gambar yang muncul selama beberapa detik dan tetap ada di profil Instagram selama 24 jam.

Buatlah kampanye atau iklan video maupun foto berdurasi 8 detik (maksimal). Kemudian, ajak audiens gen Z untuk terlibat dalam bantuan amal itu.

Perlu diingat, Zilenial senang dengan kisah nyata dan otentik. Jadi, sebisa mungkin konten yang dibuat tidak perlu “terlalu sempurna’. Sebaliknya, buatlah yang terlihat nyata dan personal, sehingga bisa menyentuh ke relung hati calon donatur muda.

3. Tunjukkan dampaknya.

Kalau ingin gen Z mendukung kampanye amal Anda, gambarkan bahwa Anda sangat peduli dengan tujuan jangka panjang di masa mendatang. Ingat, Zilenial adalah generasi yang peduli dengan masa depan dunia ke depannya.

Jangan takut untuk memberi tahu audiens muda apa yang akan dilakukan dengan uang donasi yang sudah terkumpul. Bila perlu berikan reward atau merchandise/ souvenir gratis untuk berterima kasih.

Atau, seperti yang diterapkan beberapa aplikasi penggalangan dana saat ini adalah memberikan laporan keuangan tentang penggunaan uang donasi yang sudah terkumpul.

Sertakan gambar bukti, kwitansi, atau foto asli dan teks untuk menjelaskan dampak signifikan yang sudah diberikan atas donasi yang diberikan bagi kampanye tersebut. Misalnya, foto pemberian donasi ke sekolah, foto uang diberikan kepada pasien, dll.

Semakin banyak dampak yang bisa ditampilkan, semakin besar dukungan yang diberikan audiens dari kalangan Zilenial.

4. Buat formulir donasi yang simpel dan mobile-friendly.

Sebaiknya, buat formulir donasi secara online yang simpel dan pastikan bisa diakses melalui perangkat seluler atau desktop. Hampir 90% Zilenial memiliki smartphone pribadi, jadi kemungkinan besar mereka akan membuka formulir donasi melalui ponsel pribadi.

Bahkan, kebanyakan donatur muda mengakses halaman donasi dari TikTok atau Instagram Story melalui smartphone saat sedang di jalan, di café, di komuter, dll.

Kalau sampai halaman donasi tidak responsif atau loadingnya lambat, bahkan tidak bisa diakses melalui smartphone, peluang mendapatkan donasi akan gagal.

5. Copywriting teks yang menarik perhatian.

Kemudian, perlu diperhatikan juga tentang copywriting teks yang benar-benar menarik. Menurut para ahli, rentang perhatian generasi Z lebih pendek dari rata-rata generasi pendahulunya.

Otak Zilenial yang sering mengakses peralatan digital, menginginkan hal-hal yang serba cepat, instan, dan praktis. Maka itu, rentang perhatian mereka juga pendek hanya sekitar 8 detik saja.

Ini artinya, copywriting atau kalimat yang ditulis dalam pesan halaman donasi yayasan amal Anda, harus simpel, singkat, menarik, dan jelas.

Tidak perlu menjelaskan secara rinci bagaimana lembaga amal Anda dibangun atau mengatasi berbagai isu-isu penting di seluruh dunia. Tetapi, tuliskan kalimat singkat yang menyentuh, misalnya, “Donasi Bangun Sumur untuk Atasi Krisis Air di Yaman”, atau “Setetes darahmu, Selamatkan NYAWA!”.

Kemudian, berikan informasi di situs web atau email ucapan terima kasih. Jadi, bagi donatur yang tertarik tentang kisah dibalik penggalangan dana bisa menemukan informasi di halaman yang diarahkan. Singkat dan tetap sederhana, generasi Z akan sangat senang dan bangga dengan donasi mereka.

6. Otomatisasi untuk menghemat waktu & uang.

Biasanya, yayasan amal atau lembaga non profit juga perlu mengedit halaman donasi, menulis email terima kasih kepada donatur, mengirim kwitansi tanda terima, membuat laporan keuangan, dll.

Hal-hal yang merepotkan seperti ini sayangnya masih saja dilakukan karena lembaga amal mengandalkan tenaga manual dari para staf dan relawan.

Lupakan hari-hari yang menyita waktu dan uang, karena sekarang lembaga amal dapat membuat halaman donasi secara otomatis di aplikasi Mayar.

Gunakan Mayar dengan teknologi Cloud, sehingga yayasan amal atau penggalang dana bisa memantau halaman donasi kapan saja dan di mana saja 24/ 7.

Secara otomatis Mayar menyediakan halaman website donasi, landing pages, tombol check-out embed terintegrasi dengan berbagai metode saluran pembayaran. Baik ShopeePay, DANA, LinkAja, Gopay, OVO, hingga transfer bank, kartu kredit/ kartu debit/, dan merchant alfamart/ indomaret.

Mayar dapat membantu menyelesaikan tugas-tugas administratif agar lebih efisien waktu, tenaga, dan uang, secara online.

Antara lain dapat:

-      Mengirimkan ucapan terima kasih kepada donatur secara otomatis ke email.

-      Menampilkan kinerja kampanye di dashboard Mayar.

-      Membuat formulir donasi yang simpel dan terintegrasi tombol pembayaran digital.

-      Dll.

Tentunya, halaman donasi yang dibuat melalui Mayar bisa menghemat waktu, uang, dan tenaga para relawan atau staf yayasan amal di tempat Anda. Sehingga, bisa fokus kepada tugas-tugas lain yang lebih prioritas.

Untuk lebih jelasnya, Anda bisa melihat panduan Terima Donasi ini. Bila Anda ada kendala atau pertanyaan, silakan kontak Mayar melalui [email protected]. Atau, silakan klik tautan ini untuk uji coba GRATIS Mayar 30 hari.