Real-Time Payment, Apa Dampaknya Bagi Bisnis?

Real-Time Payment, Apa Dampaknya Bagi Bisnis?

Foto oleh Pavel Danilyuk dari Pexels

Urusan uang, hampir kebanyakan orang memang ingin serba cepat, segera, real time, cepat, dan instan. Itulah mengapa, muncul istilah real time payment yang digadang-gadang akan menjadi cara pembayaran bisnis masa depan.

Apa itu Real-Time Payment?

Sistem pembayaran real-time terdiri dari teknologi yang memungkinkan setiap orang untuk transfer dana seketika antar bank atau sistem perbankan.

Sistem real-time payment yang pertama dikembangkan oleh Korea Selatan pada 2001. Selanjutnya, dalam beberapa dekade kemudian, teknologi real-time payment semakin berkembang dan dipakai di seluruh Inggris, dan sebagian Asia.

Dengan pembayaran real-time atau real-time payment, tidak ada lagi jarak atau jeda waktu saat uang “meninggalkan” rekening pengirim, dan tersedia di rekening penerimanya.

Pembayaran atau real-time payment juga bisa dilakukan setiap saat, 365 hari dalam setahun. Termasuk akhir pekan, hari libur nasional, dan sebagainya. Dana Anda bisa tersedia kapan pun dibutuhkan.

Pembayaran real-time vs. pembayaran lebih cepat

Perlu dicatat bahwa istilah real-time payment tidak boleh disamakan dengan faster payment. Meskipun terdengar serupa, tetapi ada perbedaan utama yang mendasar.

Solusi faster payment akan menyelesaikan pembayaran lebih cepat ketimbang jalur pembayaran tradisional. Tetapi, lebih cepat, bukan berarti instan.

Misalnya, solusi pembayaran Mastercard atau Visa akan mengirimkan pesan transaksi dalam hitungan detik atau menit. Namun, karena tidak menyelesaikan transaksi dengan cepat, pembayaran itu termasuk faster payment. Bukan real-time payment yang instan.

Sedangkan, real-time payment dianggap pembayaran seketika karena transaksi berlangsung di waktu yang sama.

Manfaat real-time payment

Real-time payment membawa manfaat bagi masyakat dalam beberapa cara. Antara lain:

1.    Kecepatan.

Pembayaran dapat diselesaikan secara instan dan cepat. Bagi individu atau bisnis yang membutuhkan dana secepatnya, akses instan akan sangat berguna.

2.    Komunikasi.

Real-time payment menghadirkan komunikasi dua arah. Komunikasi antara pembayar dan penerima. Jika kedua pihak ingin bertukar informasi, maka real-time payment akan menghubungkan pembayaran dengan data pembayaran dalam satu transaksi.

Selain itu, adanya jeda waktu dan kurang transparansi dana, bisa menghambat komunikasi. Untungnya, real-time payment dapat memecahkan tantangan ini. Begitu uang diterima, akan dikirim suatu notifikasi ke pengirim dan penerima agar lebih efisien. Dengan real-time payment, kendali keuangan, posisi kas, dan manajemen likuiditas bisa lebih mudah ditangani

Apa bedanya real-time payment dengan pembayaran digital saat ini?

Di era modern, masyarakat mungkin sudah lumrah memakai kartu kredit, kartu debit, dompet digital, e-money, atau aplikasi P2P lainnya yang seolah-olah terlihat seperti real-time payment.

Namun, ternyata beberapa metode digital tersebut di atas, masih menggunakan pembayaran tidak langsung diproses alias ada jeda waktu.

Misalnya, transaksi kartu kredit atau kartu debit, harus diproses dulu melalui bank yang bisa memakan waktu hingga 72 jam. Apalagi, kalau ternyata uang tidak terkirim, maka dibutuhkan waktu 2 minggu (14 hari kerja) untuk menyelesaikan urusan administrasi.

Kemudian, transaksi dompet digital seperti Flip, Gopay, OVO, Link Aja, DANA, Doku, dan lainnya, sudah jelas bahwa kadang masih terdapat jeda 1-10 menit dalam proses transfer antar bank.

Selanjutnya, transaksi online yang dilakukan melalui sistem kliring antar bank dapat diproses pembayaran hari yang sama dan hari berikutnya. Namun, pembayaran diselesaikan secara batch system. Ini berarti, dana tidak tersedia sampai proses kliring selesai.

Contohnya seperti pembayaran kertas cek, kartu kredit elektronik (elektronik credit payments), kartu debit elektronik(elektronik direct debit payments), kredit remittance (credit remittance).

Bagaimana teknologi real-time payment mempengaruhi bisnis?

Karena dana bisa tersedia dalam waktu singkat, pembayaran real-time kemungkinan besar akan berdampak positif bagi arus kas bisnis.

Seperti diketahui, piutang yang tidak terbayar terlalu lama, bisa membuat arus kas bisnis macet. Apalagi, kalau sampai piutang pelanggan atau supplier tidak tertagih.

Pada gilirannya, pembayaran real-time dapat meningkatkan jumlah anggaran, proyeksi keuangan, dan pengelolaan kas bisnis secara keseluruhan. Siapa sih yang tak mau dibayar dalam waktu cepat? Terlebih, bagi bisnis yang selalu menggunakan uang kas untuk kegiatan operasional usaha. Tentunya, pembayaran real-time akan sangat menguntungkan.

Selain itu, teknologi pembayaran real-time juga dapat membantu meningkatkan efisiensi operasional dan meningkatkan keterlibatan dan kepuasan pelanggan.

Sebuah survei 2018 yang dilakukan oleh Ovum dan ACI Worldwide menemukan bahwa 77% pebisnis di seluruh dunia, berharap pembayaran real-time akan menggantikan kartu pembayaran fisik. Survey ini mengungkapkan statistik terkait manajemen bisnis dan perbankan.

· Di tingkat global, 51% dari semua pebisnis, perusahaan penagihan, dan bank ritel diharapkan untuk meningkatkan sistem teknologi informasi.

· Pembayaran real-time telah menjadi pusat peningkatan layanan pelanggan yang direncanakan untuk sebagian besar pedagang, bank ritel, dan organisasi penagihan.

· Lebih dari tiga-perempat organisasi atau perusahaan diharapkan segera menerapkan layanan pelanggan dari pembayaran real-time.

· Di tingkat global, 68% pedagang, 72% organisasi penagihan, dan 78% bank memperkirakan bahwa kombinasi pembayaran real-time akan menyebabkan penurunan kartu pembayaran fisik dari waktu ke waktu.

Bila dipikirkan lebih dalam, proses pembayaran real-time memiliki sejumlah keuntungan bisnis, di antaranya:

-      Dapat meningkatkan kecepatan transfer uang.

-      Meningkatkan arus kas.

-      Meminimalisir fraud/ penipuan.

Apa saja kendala penerapan pembayaran real-time?

Terlepas dari sejumlah manfaat dari pembayaran real-time, banyak negara yang masih lambat menerapkan pembayaran real-time. Termasuk negara maju seperti Amerika Serikat. Beberapa faktor kendalanya, antara lain:

· Terbatasnya jumlah bank dan lembaga keuangan yang saat ini dapat mengirim dan menerima pembayaran secara real-time.

· Ketidakpastian dalam industri pembayaran tentang sistem pembayaran tipe nyata mana yang akan terbukti paling berhasil.

· Tingginya biaya investasi dalam teknologi baru yang diperlukan untuk beralih dari pemrosesan batch system (sistem kliring) yang  mendukung pembayaran real-time.

· Kurangnya kesadaran dan informasi terhadap pembayaran real-time.

· Batas transaksi pembayaran real-time hanya $25.000 atau setara Rp 350 jutaan.

Pembayaran real-time melonjak selama pandemi COVID-19.

Real-time payment yang terus menjadi trend keuangan tak terlepas dari adanya pandemi COVID-19 pada awal 2020. Tidak ada bagian dunia yang tak tersentuh pandemi, tak terkecuali, pembayaran real-time.

Faktanya, hasil laporan tren RTP global FIS tahunan ke-7, Flavours of Fast, menemukan bahwa adopsi pembayaran real-time dipercepat selama pandemi COVID-19. Laporan tersebut mencakup meta-analisis penelitian data pembayaran global yang dilakukan pada bulan April dan Mei 2020.

Temuan penting dari laporan FIS tersebut meliputi:

· Di AS, lebih dari 130 lembaga keuangan sedang dalam proses menerapkan RTP (Real Time Payment), meningkat lima kali lipat dari September 2019.

· Setengah dari rekening giro di AS sekarang terhubung ke jaringan RTP.

· 56 negara memiliki RTP aktif, naik dari 14 negara hanya enam tahun lalu.

· India membanggakan pasar Real Time Payment terbesar berdasarkan volume, dengan 41 juta pembayaran per hari.

· Pada 482%, Filipina melihat pertumbuhan nilai persentase tahunan tertinggi.

· Pada 657% mengejutkan, Bahrain melihat persentase pertumbuhan volume tahunan tertinggi.

Head of Global Real-Time Payments FIS, Raja Gopalakrishnan, menjelaskan bahwa “dia melanjutkan adopsi dan evolusi kemampuan real-time di seluruh dunia menandakan bahwa Real Time Payment time tidak lagi sekadar wacana untuk dimiliki atau dipikirkan; tapi harus menjadi prioritas.”

Di Indonesia sendiri, bulan April 2021, Bank Indonesia meluncurkan BI-Fast Payment. Akan tetapi, memang fitur ini masih terus dikembangkan. Diketahui bahwa BI Fast adalah suatu layanan untuk menyelesaikan transaksi keuangan secara real time di tingkat bank dan nasabah. Layanan BI Fast akan tersedia tanpa batasan waktu, validasi, serta notifikasi juga real time.

Proxy address tersedia sebagai alternatif nomor rekening si penerima. Didukung fraud detection serta Anti-Money Laundering/ Anti Financing of Terrorism, harapannya BI-Fast akan segera diterapkan di tanah air pada Desember 2021.

Bagaimana pembayaran real-time ke depannya?

Di masa mendatang, model pembayaran real-time akan terus ada berdampingan dengan sistem pembayaran yang ada saat ini.

Meski begitu, ada beberapa fungsi tertentu dari model pembayaran saat ini yang TIDAK BISA tergantikan oleh pembayaran real-time. Apa itu? Misalnya, pembayaran payroll atau penggajian karyawan yang dijadwalkan secara teratur melalui transfer sistem kliring.

Bisnis dapat memutuskan apakah mau menerapkan pembayaran real-time atau pembayaran instan atau tidak, sesuai kebutuhan bisnisnya.

Ada juga beberapa perusahaan yang memang sengaja membuat model pembayaran berkala kepada supplier, klien, atau mitra bisnis karena menunggu barang atau jasa dikirimkan. Jadi, mereka tidak mungkin melakukan pembayaran real-time atau pembayaran instan, tanpa ada barang yang diterima.

Akan tetapi ke depannya, teknologi pembayaran real-time akan terus berkembang seiring dengan dompet digital, aplikasi P2P, transfer wiring, kartu kredit dan debit, kartu prabayar, dan lainnya.