Ubah Pengunjung Jadi Pembeli, Begini Trik Sukses Bikin Landing Page

Ketika Anda membuat landing page dengan headline yang menarik, kalimat persuasif, & desain keren, audiens akan MEMPERHATIKAN. Keren, kan?

Ubah Pengunjung Jadi Pembeli, Begini Trik Sukses Bikin Landing Page

Apakah Anda pengen membuat landing page atau sales page untuk suatu produk/ layanan? Udah dapat inspirasi, tapi bingung gimana mulai nulisnya?

Tentunya, ada banyak panduan yang bisa diikuti untuk membuat landing page di internet. Hanya saja, perlu diingat bahwa landing page itu tidak sekadar memperkenalkan atau menginformasikan produk kepada pelanggan.

Melainkan, landing page harus bisa mengubah yang semula hanya audiens atau pengunjung landing page, menjadi seorang pelanggan dan pembeli.

Wah, gimana ya, caranya? Mari kita simak dulu pembahasannya satu per satu, yuk!

1. Ceritakan kisah Anda.

Menceritakan bagaimana awal perjalanan Anda hingga mampu meraih kesuksesan adalah suatu bukti bahwa Anda memang bisa memberikan solusi yang mengubah hidup selamanya.

Kalau Anda bisa menceritakan kisah tersebut dengan baik, maka Anda bisa “menjual” kisah tersebut sebagai social prood. Tulislah seakan-akan Anda sedang  menginspirasi diri sendiri.

Bagian terpenting dari menceritakan kisah Anda ini adalah agar audiens tertarik untuk terus membaca dan yakin dengan Anda.

Selain itu, pahami dulu minat dan audiens target Anda. Apa masalah mereka? Apa yang mereka butuhkan? Dengan begitu, produk atau jasa Anda akan menjawab kebutuhan dan masalah audiens.

2. Fokus pada pembaca.

Jangan hanya berkata “kami menawarkan…” atau “kami bisa mengatasi..”, dan “solusi yang kami berikan adalah..”, pasalnya ini hanya fokus ke brand Anda saja.

Fokuslah pada pembaca atau audiens, mulai kalimat dengan “Anda” atau kata kerja yang berbicara langsung dengan pelanggan.

Kiss Metrics menyarankan agar Anda memakai kata-kata yang bisa menghipnotis audiens atau pembaca. Menggunakan kata “kamu”, atau“Anda”, misalnya. Kalimat dalam landing page akan terasa lebih personal dan lebih akrab dengan pembaca.

Selain itu, memakai kata “bayangkan…” mendorong pembaca untuk memvisualisasikan sedang memakai produk tersebut untuk meningkatkan minat atau keinginan membeli (Interest).

Sedangkan, memakai kata “Karena…” menjelaskan kepada audiens mengapa mereka harus segera bertindak. Cobalah memakai kata-kata yang bisa menginspirasi dan menggugah pikiran pembaca di landing page Anda.

3. Mengarah ke satu ide.

Tetapkan tujuan dan ide yang jelas sebelum membuat landing page. Sebab, kalau terlalu banyak ide, akan membuat pembaca kebingungan.

Jadi, satu ide, satu tujuan landing page. Misalnya, Anda ingin membuat landing page untuk mengajak peserta mengikuti webinar. Jelaskan satu ide tersebut dari awal membuat judul sampai teks keseluruhan.

Meliputi apa saja masalah yang akan dicari solusinya, kenapa harus mengikuti webinar tersebut, siapa saja pembicara, jadwal dan tata cara pelaksanaan, serta biaya dan terakhir tombol untuk registrasi.

- Judul dibuat sederhana tapi persuasif agar menarik perhatian audiens tentang apa yang ditawarkan.

- Call to action atau ajakan bertindak untuk mengarahkan audiens agar melakukan tindakan tertentu, seperti mengklik tombol daftar, membeli, mengunduh, dll.

4. Kekuatan headline.

Di tengah jutaan landing page yang ada di internet, hampir 80% audiens hanya akan membaca headline-nya terlebih dulu. Kalau menarik, mereka akan terus membaca sampai ke bawah.

Sebaliknya, bila dilihat dari headlinenya saja sudah membingungkan dan tidak terlalu menggoda, audiens akan segera berpaling.

Jadi, dari headline atau judul utama, Anda dapat membujuk audiens untuk mengambil suatu tindakan. Formulanya adalah menyertakan: apa yang anda pecahkan - apa yang akan dilakukan - dan apa hasilnya.

Judul atau headline yang menarik akan membuat audiens betah tetap ada di landing page agar mau membaca landing page sampai tuntas.

Sedangkan, format untuk membuat headline yang menarik, di antaranya:

- Menggunakan format Center atau tepat ke tengah landing page.

- Ukuran font lebih besar dan kontras. Bisa memakai warna hitam atau putih.

- Kapitalisasi setiap kata.

- Jangan menggunakan titik di bagian akhir, karena akan menghadirkan kesan seolah menyuruh audiens berhenti membaca.

- Pisahkan headline yang terlalu panjang dengan tanda baca seperti tanda pisah (-), atau tanda kurung, dll.

- Pertimbangkan menempatkan tanda kutip di sekitar judul karena bisa menarik perhatian mata.

- Bila perlu, tambahkan subheadline di bawah judul utama dan kapitalkan hanya pada kata pertama.

5. Singkat, padat, dan jelas.

Teks yang dibuat harus jelas dan ringksa. Beritahu audiens atau pembaca bagaimana produk atau jasa Anda bisa membantu mereka.

Apa saja yang mereka dapatkan? Bagaimana cara mereka bisa membuat hidup mereka lebih baik dengan produk atau jasa tersebut. Jangan sampai membuat audiens bingung, sehingga malah menimbulkan keraguan untuk membeli atau melakukan call-to-action.

Contohnya, dapat dilihat seperti berikut:

6. Biarkan audiens membayangkan sedang memakai produk atau jasa Anda.

Bagikan kisah, transformasi, atau tingkat kemajuan orang lain sehingga pembaca dapat membayangkan diri mereka seolah-olah juga bisa mencapai keberhasilan seperti itu. Kesannya kita berkata, “Kalau orang lain bisa, Anda juga bisa. Jika saya melakukannya, Anda juga bisa. Sekarang giliran Anda.”

Misalnya, Anda bisa membuat video atau demo produk yang menawarkan informasi untuk membantu pembaca landing page untuk membayangkan diri mereka menggunakan produk atau jasa Anda.

Contohnya adalah tutorial memakai website manajemen tim. Dalam sekejap, pengguna bisa menyatukan tim dalam lingkungan kerja yang kolaboratif. Beberapa anggota dalam satu aplikasi yang sama bisa bekerja serentak. Ada gambar profil, nama, dan tugas yang diberikan, serta waktu pengerjaan.

Jadi, pembaca benar-benar bisa memahami cara kerja dan penggunaannya agar ia bisa segera ikut menggunakan aplikasi atau website tersebut juga.

7. Dukungan data statistik.

Orang akan lebih percaya jika Anda memberikan klaim data. Atau istilahnya, biarkan angka yang berbicara. Contoh paling mudah, mana yang terkesan lebih kredibel?

A. Kebanyakan orang suka mobil warna putih…

B. 95% orang suka mobil warna putih…

Mana yang Anda pilih? Opsi B menyertakan data statistik yang menambahkan depth dan kredibilitas dari produk atau jasa yang ditawarkan. Statistik ini menunjukkan bahwa setiap kalimat yang disusun tidak hanya berdasarkan omong kosong belaka.

Karena didukung angka-angka yang akurat dari penelitian ilmiah. Jadi, sangat penting memastikan landing page disertai data atau angka agar meningkatkan kepercayaan pembaca, memperkuat merek, dan berkomunikasi secara efektif.

8. Gunakan kata kunci berulang.

Bicaralah dengan pelanggan, wawancarai, atau survey mereka. Buatlah daftar kata kunci (keyword) berulang yang mereka sebutkan.

Ambil kata kunci yang sama ini dan masukkan ke dalam kalimat di landing page. Hal ini dapat membantu mengarahkan kata tertentu kepada audiens target atau pelanggan potensial.

Terdapat aturan praktis yang bisa diikuti untuk menggunakan kata kunci berulang, yaitu:

· Gunakan 1x pada judul.

· Gunakan 1x pada headline.

· 2-3x pada konten.

· 1x pada meta deskripsi.

· 1x pada img alt.

· 1x pada URL.

· 1x pada subheader.

· 1x pada img name.

· Dll.

9. Call to action yang menggoda.

Gunakan CTA (call to action) sebagai pengingat nilai apa yang sebenarnya akan didapatkan oleh audiens. Tujuan tombol CTA adalah mendorong audiens agar mengklik tombol tersebut dan membuat konversi.

Jadi, ketika merancang landing page, pikirkan tentang bagaimana sebaiknya tombol CTA dibuat. Apakah memakai warna-warna kontras, ukuran besar, berkedap-kedip, dll?

Yang terpenting, tombol CTA harus mudah terlihat dan mencuri perhatian pembaca meskipun hanya dilihat sepintas.

Contohnya, pasang tombol “Unduh E-Book Gratis Sekarang!”, “Mulai Daftar Sekarang”, “Beli Sekarang Disc 50%”, dll.

10. Copywriting yang “menjual”.

Kalimat dalam landing page harus meyakinkan pembaca tentang bagaimana produk tersebut menciptakan hasilnya. Copywriting tersebut harus bekerja secara kohesif untuk menggambarkan transformasi yang belum terjadi.

Sekarang, dapat dilihat dari contoh gambar. Judul utama memang tidak spesifik, hanya mengatakan “we are product people”. Tapi, untungnya masih ada subjudul yang menjelaskan lebih lanjut. Dengan begitu, landing page menjadi jelas bagi pembaca tentang apa yang ditawarkan.

Jadi, dari contoh di atas, di awal hanya menggunakan judul yang singkat terlebih dulu untuk menarik perhatian. Barulah, kemudian memberikan lebih banyak detail.

11. Memberikan bukti sosial atau testimoni.

Landing page tidak akan afdol tanpa testimoni. Social proof atau bukti sosial adalah fenomena fisiologis. Orang melakukan apa yang akan dilakukan orang lain, kalau baginya bermanfaat.

Orang juga akan percaya, pada apa yang telah dicapai orang lain. Gunakan testimoni pelanggan untuk menampilkan hasil terbaik menjadi sebuah kenyataan agar orang-orang juga bisa mempercayai manfaatnya secara nyata.


Pada intinya, tidak ada aturan baku cara menulis landing page yang sukses. Karena, apabila branding produk dan jasa sudah dikenal, akan lebih mudah meyakinkan pembaca untuk membeli atau melakukan call-to-action.

Akan tetapi, ada “trik” khusus agar landing page bisa lebih berhasil menarik perhatian daripada yang hanya ditulis atau dibuat asal-asalan, tanpa konsep.

Ketika Anda membuat landing page dengan headline yang menarik, kalimat yang persuasif, serta desain dan kata kunci yang tepat, maka audiens akan benar-benar MEMPERHATIKAN. Keren, kan? Bagaimanapun itulah tujuan landing page. Agar dibaca pengunjung secara tuntas, dan mengubahnya sebagai pembeli dan pelanggan setia bisnis Anda.

Source image: Photo by Igor Miske on Unsplash