Di tengah krisis pandemi COVID-19, pembayaran digital tumbuh semakin pesat. Kebanyakan orang tidak mau ribet melakukan kontak fisik atau memakai uang tunai dan memilih cashless. Salah satu perubahan yang paling menarik adalah meningkatkan penggunaan kode QR (Quick Response) untuk pembayaran di berbagai ruang publik. Kode QR, ketika dibaca oleh smartphone,

Webinar tak sekadar suatu cara untuk mempromosikan barang dan jasa semata. Melainkan, modalitas yang kuat untuk melatih, mendidik, bahkan menghibur dan mengubah audiens menjadi pelanggan setia. Alasan utama webinar sangat disukai adalah konten video berbasis digital dan faktanya, sebagian besar webinar itu GRATIS! Meski ada versi berbayar, tetapi umumnya biaya

Pernahkah Anda mendengar istilah “no-code/ low code” payment platform? Masyarakat awam, mungkin belum terlalu familiar. Tetapi, jika Anda termasuk pelaku bisnis atau pengembang fintech (financial technology), sudah sepatutnya mendengar dan memahami istilah no-code/ low code ini. Apa itu no-code platform? Sesuai namanya, no-code platform memang dikembangkan tanpa menggunakan kode pemrograman

Dikutip dari laman Entrepreneur, hampir 82% bisnis gagal karena memiliki piutang yang tidak terbayar. Bahkan, dikatakan ada total $ 825 miliar piutang milik bisnis kecil atau UMKM di Amerika yang tidak dibayar. Alhasil, pelaku UMKM harus menanggung biaya operasional dan beban tagihan ini dari kocek pribadi. Sehingga, membuat bisnis seret dan

Paket tahunan dan bulanan adalah periode paket berlangganan yang paling umum dipakai dalam bisnis Saas (Software as a Service). Biasanya, pemilik bisnis SaaS membuat sebuah aplikasi berbasis web agar bisa dipakai oleh pelanggan melalui Internet. Untuk memakainya, cukup berlangganan saja dengan model bisnis berlangganan per bulan atau per tahun. Tapi,

Memilih metode pembayaran yang efektif merupakan salah satu hal yang perlu Anda perhatikan dalam menjalankan bisnis. Setiap bisnis memerlukan metode pembayaran yang efektif dan efisien untuk mempermudah pelanggan Anda dalam melakukan transaksi. Semakin banyak metode pembayaran yang Anda sediakan untuk bisnis Anda maka akan semakin baik dalam menarik pelanggan. Pasalnya

Andakah yang menjadi pelaku usaha, sekaligus menjual produk atau jasa sendiri secara periodik? Apabila benar adanya, maka artinya pelanggan Anda akan membayar sejumlah biaya dalam kurun waktu atau tempo yang telah ditentukan sebelumnya dan mempergunakan nominal yang sama. Sederhananya, konsumen harus membayar tarif tertentu agar dapat berlangganan produk Anda. Contoh

Di era saat ini di mana perkembangan teknologi begitu pesat, masyarakat makin mudah dalam menyelesaikan berbagai macam keperluannya, seperti menjual dan membeli barang. Bahkan saat ini, untuk berbisnis pun bisa dilakukan dengan mudah, karena semuanya bisa dilakukan secara online. Dengan semakin majunya teknologi, berbagai macam inovasi pun juga dihadirkan, dan

Kehadiran teknologi digital yang ada saat ini, semakin menjadikan semuanya lebih praktis dan instan. Tidak terkecuali dalam hal transaksi pembayaran. Metode cashless yang diusung oleh beberapa platform online shop atau aplikasi pembayaran online, saat ini menjadi lebih populer. Belum lagi dengan adanya transaksi pembayaran terima QRIS. Apa itu QRIS? QRIS

Apa itu QRIS? QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) adalah standarisasi pembayaran menggunakan metode QR Code dari Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code yang kalian lakukan lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya. QRIS pertama diberlakukan secara berkala sejak 17 Agustus 2019. Dengan adanya QRIS, maka sekarang seluruh transaksi

Brian Feroldi, seorang analis dan penulis di Motley Fool (https://www.fool.com/) pernah menulis di twiternya tentang cara menemukan bisnis yang berkualtas, salah satu faktor yang terpenting dan ada di nomor satu adalah bisnis tersebut memiliki Recurring Revenue atau pendapatan dari pelanggan yang berlangganan (membayar secara rutin setiap periode)

Voluntary churn atau churn secara sukarela dan disengaja adalah saat pelanggan berhenti berlangganan karena mereka secara aktif menghentikan langganannya, misal karena harga atau sudah tidak membutuhkan layanan. Involuntary churn disisi lain adalah churn yang tidak disengaja, terjadi karena gagalnya penagihan atau pembayaran, misalnya tagihan yang tidak terkirim atau kartu kredit

Dalam beberapa tahun terakhir perkembangan SaaS di Indonesia terus progresif, menurut penelitian Boston Consulting Group, pasar SaaS diperkirakan akan tumbuh sebesar 31,9% dalam lima tahun ke depan mencapai US $ 400 juta pada 2023 dari US $ 100 juta pada 2018. SaaS menarik bagi orang-orang karena dirasa lebih efisien — lebih murah

Churn pelanggan adalah persentase pelanggan yang berhenti menggunakan produk atau layanan perusahaan Anda selama jangka waktu tertentu. Anda dapat menghitung churn rate dengan membagi jumlah pelanggan yang hilang selama jangka waktu tersebut - katakanlah seperempat - dengan jumlah pelanggan yang Anda miliki di awal jangka waktu tersebut. Misalnya, jika Anda